Saturday, 21 May 2016

DIPERKOSA KARENA BERPAKAIAN SEKSI

Miris. Kasus perkosaan disertai pembunuhan akhir-akhir ini ramai mewarnai pemberitaan media massa. Mulai dari perkosaan massal terhadap gadis Yuyunperkosaan terhadap balita serta perkosaan disertai pembunuhan. Maraknya kasus perkosaan diposisikan pada level darurat. Situasi darurat merupakan kondisi di mana semua elemen dituntut serius menanganinya. 
Motif apa yang melatari pelaku hingga tega memperkosa bahkan hingga sampai membunuhnya? Sejuta alasan berhamburan, mulai menyalahkan peredaran miras,  wanita berpakaian seronok hingga mudahnya akses berkonten porno. Bagi yang beralasan pada tiga faktor tersebut menuntut pemerintah untuk lebih memperketat larangan minuman keras dan menuntut agar pakaian perempuan lebih tertutup. Pemerintah juga dituntut agar memblokir situs-situs berkonten pornograf.
Benarkah miras dan gaya minim berpakaian wanita menjadi pemicu utama tindak pemerkosaan? Perlu kajian mendalam. Namun sekedar perbandingan, saya pernah tinggal di Korea yang tidak melarang keras minuman keras dan perempuannya bebas berpakaian minim. Belum pernah saya mendengar kasus pemerkosaan apalagi disertai pembunuhan. Orang bebas meminum alkohol di kedai bir, tempat makan dan di rumah yang penting tidak mengganggu ketertiban publik. Perempuan, terutama para gadis bebas hilir mudik berpakaian minim, apalagi di musim panas. Semua berjalan aman, tak ada berita pelecehan seksual, apalagi permerkosaan. Jadi, apa sebenarnya penyebab timbulnya dorongan memperkosa?